sholattaubatimg_1490552_48579547_64

Soal: apa hukum sholat tobat?

Jawab dengan memohon pertolongan pada Alloh ta’ala:
Sebagian ulama berdalilkan tentang sholat tobat dengan hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Ahmad dalam Musnad beliau no. (2) yang berkata: haddatsana Waqi’: haddatsana Mis’ar wa Sufyan: ‘an Utsman ibnil Mughiroh Ats Tsaqofiy: ‘an Ali bin Robi’ah Al Walibiy: ‘an Asma ibnil Hakam Al Fazariy: ‘an Ali rodhiyallohu ‘anh yang berkata:

كنت إذا سمعت من رسول الله صلى الله عليه و سلم حديثا نفعني الله بما شاء منه وإذا حدثني عنه غيري استحلفته فإذا حلف لي صدقته. وإن أبا بكر رضي الله عنه حدثني وصدق أبو بكر أنه سمع النبي صلى الله عليه و سلم قال : «ما من رجل يذنب ذنبا فيتوضأ فيحسن الوضوء» قال مسعر: «ويصلي». وقال سفيان: «ثم يصلي ركعتين فيستغفر الله عز و جل إلا غفر له»

“Dulu aku jika mendengar hadits dari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, Alloh memberiku manfaat dengan apa yang dikehendaki-Nya dari hadits tadi. Tapi jika orang lain memberiku hadits dari Nabi, aku menuntutnya untuk bersumpah. Jika dia bersumpah maka aku membenarkannya. Dan sesungguhnya Abu Bakr rodhiyallohu ‘anh memberiku hadits, dan Abu Bakr itu jujur, bahwasanya beliau mendengar Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam berkata: “Tiada seorangpun yang membikin dosa, lalu dia berwudhu dan memperbagus wudhunya.” Mis’ar berkata: “Dan melakukan sholat” Sufyan berkata: “Lalu dia sholat dua rekaat, lalu dia mohon ampun pada Alloh ‘azza wajalla, kecuali Alloh pasti akan mengampuninya.” 

Utsman ibnul Mughiroh Ats Tsaqofiy tsiqoh. (“Tahdzibut Tahdzib”/7/hal. 141).
Ali bin Robi’ah Al Walibiy tsiqoh terkenal. (“Tahdzibut Tahdzib”/7/hal. 281).
Asma ibnil Hakam Al Fazariy majhul hal, menurut pendapat yang terkuat. (rujuk: (“Tahdzibut Tahdzib”/7/hal. 141).

Ibnu Adi rohimahulloh berkata: Asma ibnil Hakam ini tidak dikenal kecuali dengan hadits ini. Dan barangkali dia punya hadits lain. (“Al Kamil Fi Dhu’afair Rijal”/1/hal. 430). Maka sanad tadi lemah dengan sebab Asma ibnil Hakam Al Fazariy.

Maka sholat khusus untuk tobat itu tidak disyariatkan menurut pendapat yang benar. Tapi orang yang bertobat perlu memperbanyak ketaatan pada Alloh dengan amalan-amalan yang disyariatkan, di antaranya adalah berwudhu dan memperbagus wudhunya, lalu menegakkan sholat yang disyariatkan dengan khusyu’, karena amalan tadi  menggugurkan dosa-dosa dan menyebabkan orang masuk ke dalam Jannah. Dari Utsman bin Affan rodhiyallohu ‘anhu yang berkata:

والله لأحدثنكم حديثا لولا آية في كتاب الله ما حدثتكم. إني سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول: «لا يتوضأ رجل مسلم فيحسن الوضوء فيصلي صلاة إلا غفر الله له ما بينه وبين الصلاة التي تليها». (أخرجه مسلم (277))

“Demi Alloh aku benar-benar akan memberikan satu hadits pada kalian, andaikata bukan karena satu ayat di dalam Kitabulloh niscaya aku tak akan menceritakannya pada kalian. Aku mendengar Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seseorang Muslim berwudhu lalu dia memperbagus wudhunya, lalu dia sholat, kecuali Alloh mengampuni untuknya dosa Antara dirinya sampai dia mengerjakan sholat yang berikutnya.” (HR. Muslim (277)).

Dan dari “Uqbah bin Amir rodhiyallohu ‘anhu yang berkata:

كانت علينا رعاية الإبل فجاءت نوبتي فروحتها بعشي فأدركت رسول الله صلى الله عليه و سلم قائما يحدث الناس فأدركت من قوله: «ما من مسلم يتوضأ فيحسن وضوءه ثم يقوم فيصلي ركعتين مقبل عليهما بقلبه ووجهه إلا وجبت له الجنة». قال: فقلت: ما أجود هذه. فإذا قائل بين يدي يقول: التي قبلها أجود. فنظرت فإذا عمر قال: إني قد رأيتك جئت آنفا. قال: «ما منكم من أحد يتوضأ فيبلغ ( أو فيسبغ ) الوضوء ثم يقول أشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا عبد الله ورسوله إلا فتحت له أبواب الجنة الثمانية يدخل من أيها شاء». (أخرجه مسلم (234)).

“Dulu kami punya kewajiban untuk mengurusi ota-onta, lalu datanglah giliranku, maka aku menggiringnya pulang di sore hari, lalu aku mendapati Rosululloh shollallohu ‘alaihi waalihi wasallam berdiri memberikan hadits pada orang-orang. Maka aku mendapatkan sebagian dari sabda beliau: “Tidaklah seorang Muslim berwudhu lalu dia memperbagus wudhunya, lalu dia bangkit bersholat dua rekaat dengan menghadapkan hatinya dan wajahnya, kecuali dia wajib mendapatkan Jannah.” Aku berkata: “Alangkah bagusnya hadits ini.” Tiba-tiba saja di hadapanku ada orang berkata: “Yang sebelumnya lebih bagus lagi.” Maka aku memandang kepadanya, ternyata dia adalah Umar yang berkata: “Sungguh aku melihat dirimu datang barusan. Nabi telah bersabda: “Tidaklah seorangpun dari kalian berwudhu lalu dia memperbagus wudhunya, lalu dia berkata –yang artinya:- “Aku bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang benar kecuali Alloh, dan bahwasanya Muhammad adalah hamba Alloh dan utusan-Nya,” kecuali pasti akan dibukakan untuknya delapan pintu Jannah, dia akan memasukinya dari pintu manapun yang disukainya.” (HR. Muslim (224)).

Al Imam Ibnu Utsaimin rohimahulloh ditanya: “Apa hukum sholat tobat? Dan apakah dalil yang datang tentang hal itu shohih?”

Beliau rohimahulloh menjawab: “Sholat tobat itu di dalam haditsnya ada kelemahan. Tapi dia punya pendukung yang menunjukkan bahwasanya dia punya asal, seperti hadits Utsman bin Affan –lalu beliau menyebutkan hadits tadi- maka hadits ini merupakan pendukung yang menunjukkan bahwasanya seseorang itu jika berwudhu lalu dia menyempurnakan wudhunya, lalu dia sholat dua rekaat, maka sungguh dosanya yang terdahulu itu diampuni. Dan tidak dinamakan sholat tobat, akan tetapi dia adalah sholat sunnah wudhu. Akan tetapi dihasilkan dengannya tobat.”(selesai dari “Liqoul Babil Maftuh”/1/hal. 425).

Inilah jawaban singkat tentang sholat taubah.
Permasalah ini dengan perselisihan para ulama tentang masalah ini telah ana sebutkan dalam kitab “Hukmu Sholatit Taubah”, tertanggal 9 Romadhon 1435 H.

والله تعالى أعلم بالصواب
والحمد رب العالمين

Dijawab oleh Abu Fairuz Abdurrahman bin Sukaya Al-Qudsy Al-Indonesiy.

Shon’a, Rabu 11 Jumadal Ula 1436 H.