Cari

Thaifah Al Manshurah

Website Pribadi – Kumpulan Risalah Ilmiyyah Abu Fairuz Abdurrahman Al-Jawiy Hafidzahullah

Hukum Terlambatnya Makmum Dari Mengikuti Imam Dalam Sholat

Disusun Oleh Al Faqir Ilallohi ta’ala:
Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo ‘afallohu ‘anhu di Yaman

بسم الله الرحمن الرحيم
Pengantar Penulis

 :الحمد لله وأشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا عبده ورسوله صلى الله عليه وآله وسلم، أما بعد

Sesungguhnya ada pertanyaan yang isinya adalah:
Apa hukum terlambatnya makmum dari mengikuti imam dalam satu rukun atau lebih dalam sholat mereka?

Maka dengan memohon pertolongan pada Alloh saya menjawab:

Sesungguhnya para ulama memiliki beberapa pendapat dalam masalah ini. Dan saya akan menyebutkan yang nampak paling kuat. Barangsiapa memilih pendapat yang lain karena lebih kuat baginya, dipersilakan.

Sesungguhnya dalam masalah ini ada perincian. Jika si makmum tertinggal dari imamnya dalam satu rukun atau lebih di dalamnya sholatnya karena suatu udzur, maka hendaknya dia segera menyempurnakan rukun-rukun yang tertinggal tadi, sampai dia berhasil menyusul sang imam.

Manshur Al Bahutiy Al Hanbaliy rohimahulloh berkata: “Dan jika makmum tertinggal satu rukun dari imamnya tanpa udzur, maka hukumnya sebagaimana telah tersebut di muka dia tertinggal satu ruku’ tanpa udzur, batallah sholatnya. Tapi jika tidak demikian, yaitu dia tertinggal satu rukun karena udzur berupa mengantuk atau lupa atau berdesak-desakannya jamaah (sehingga dia susah untuk ruku’ dan sebagainya sehingga tertinggal), jika dia mengerjakan rukun yang tertinggal tadi dan dia menyusul sang imam, rekaatnya tadi sudah sah. Dan itu memang harus dia kerjakan, jika memungkinkan baginya untuk mengejar sang imam tanpa melakukan perkara yang terlarang (tanpa meninggalkan satu rukunpun).” (“Syarh Muntahal Irodat”/1/hal. 266). Lanjutkan membaca “Hukum Terlambatnya Makmum Dari Mengikuti Imam Dalam Sholat”

Hadits Keutamaan Memberikan Minum

xs

Ditulis  dan diterjemahkan Oleh:

Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Jawiy Al Indonesiy –semoga Alloh memaafkannya-

بسم الله الرحمن الرحيم

Pembukaan

الحمد لله وأشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وسلم أما بعد:

Berikut ini ada pertanyaan:

“Bagaimana derajat hadits Sa’d bin Ubadah di Sunan An Nasaiy yang berisi tentang keutamaan shodaqoh dengan memberikan air minum pada orang lain?

Maka dengan mohon pertolongan pada Alloh saya menjawab:

Hadits ini diriwayatkan oleh An Nasaiy dalam Sunan beliau nomor (3664) yang berkata: Akhbarona Muhammad bin Abdillah ibnil Mubarok: haddatsana Waki’: ‘an Hisyam: ‘an Qotadah: ‘an Sa’id ibnil Musayyab: ‘an Sa’d bin Ubadah rodhiyallohu ‘anhu yang berkata: Aku katakan: 

يا رسول الله، إن أمي ماتت أفأتصدق عنها؟ قال: «نعم» ، قلت: فأي الصدقة أفضل؟ قال: «سقي الماء»

“Wahai Rosululloh, sesungguhnya ibu saya telah meninggal. Apakah saya boleh bershodaqoh atas nama beliau?” Nabi menjawab: “Iya.” Saya bertanya: “Maka shodaqoh manakah yang paling utama?” Beliau menjawab: “Memberikan minum.”

Hadits ini juga beliau riwayatkan pada nomor (3665) yang berkata: Akhbarona Abu ‘Ammar Al Husain bin Huroits: ‘an Waki’ dan seterusnya.

Juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah di Sunan beliau nomor (3684) seraya berkata: haddatsana Ali bin Muhammad: haddatsana Waki’ Waki’ dan seterusnya.

Juga diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Shohih beliau nomor (3348) dari jalur Waki’ juga.

Hisyam adalah Ad Dustuwa’iy, orang yang paling terpercaya dalam meriwayatkan hadits Qotadah.

Hisyam ini didukung oleh Syu’bah –termasuk orang yang paling terpercaya dalam meriwayatkan hadits Qotadah juga-, diriwayatkan oleh An Nasaiy nomor (3666) yang berkata: Akhbaroni Ibrohim ibnul Hasan: ‘An Hajjaj: Sami’tu Syu’bah yuhadditsu ‘an Qotadah, dan seterusnya. Lanjutkan membaca “Hadits Keutamaan Memberikan Minum”

Adakah Sholat Khusus Taubat ?

sholattaubatimg_1490552_48579547_64

Soal: apa hukum sholat tobat?

Jawab dengan memohon pertolongan pada Alloh ta’ala:
Sebagian ulama berdalilkan tentang sholat tobat dengan hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Ahmad dalam Musnad beliau no. (2) yang berkata: haddatsana Waqi’: haddatsana Mis’ar wa Sufyan: ‘an Utsman ibnil Mughiroh Ats Tsaqofiy: ‘an Ali bin Robi’ah Al Walibiy: ‘an Asma ibnil Hakam Al Fazariy: ‘an Ali rodhiyallohu ‘anh yang berkata:

كنت إذا سمعت من رسول الله صلى الله عليه و سلم حديثا نفعني الله بما شاء منه وإذا حدثني عنه غيري استحلفته فإذا حلف لي صدقته. وإن أبا بكر رضي الله عنه حدثني وصدق أبو بكر أنه سمع النبي صلى الله عليه و سلم قال : «ما من رجل يذنب ذنبا فيتوضأ فيحسن الوضوء» قال مسعر: «ويصلي». وقال سفيان: «ثم يصلي ركعتين فيستغفر الله عز و جل إلا غفر له»

“Dulu aku jika mendengar hadits dari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, Alloh memberiku manfaat dengan apa yang dikehendaki-Nya dari hadits tadi. Tapi jika orang lain memberiku hadits dari Nabi, aku menuntutnya untuk bersumpah. Jika dia bersumpah maka aku membenarkannya. Dan sesungguhnya Abu Bakr rodhiyallohu ‘anh memberiku hadits, dan Abu Bakr itu jujur, bahwasanya beliau mendengar Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam berkata: “Tiada seorangpun yang membikin dosa, lalu dia berwudhu dan memperbagus wudhunya.” Mis’ar berkata: “Dan melakukan sholat” Sufyan berkata: “Lalu dia sholat dua rekaat, lalu dia mohon ampun pada Alloh ‘azza wajalla, kecuali Alloh pasti akan mengampuninya.” 

Utsman ibnul Mughiroh Ats Tsaqofiy tsiqoh. (“Tahdzibut Tahdzib”/7/hal. 141).
Ali bin Robi’ah Al Walibiy tsiqoh terkenal. (“Tahdzibut Tahdzib”/7/hal. 281).
Asma ibnil Hakam Al Fazariy majhul hal, menurut pendapat yang terkuat. (rujuk: (“Tahdzibut Tahdzib”/7/hal. 141).

Ibnu Adi rohimahulloh berkata: Asma ibnil Hakam ini tidak dikenal kecuali dengan hadits ini. Dan barangkali dia punya hadits lain. (“Al Kamil Fi Dhu’afair Rijal”/1/hal. 430). Maka sanad tadi lemah dengan sebab Asma ibnil Hakam Al Fazariy. Lanjutkan membaca “Adakah Sholat Khusus Taubat ?”

Hukum Pengiriman Uang Yang Berbeda Jenisnya

Ditulis Oleh Al Faqir Ilalloh:
Abu Fairuz Abdurrohman bin Sukaya Al Jawiy Al Indonesiy
Semoga Alloh membimbingnya

بسم الله الرحمن الرحيم
Pengantar Penulis

:الحمد لله رب العالمين وأشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، اللهم صل وسلم على محمد وعلى آله أجمعين أما بعد

Telah datang surat pada tanggal 10 Jumadal Ula 1436 H yang secara ringkas sebagai berikut:

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Apa hukum mengirimkan uang misalkan sebesar seribu reyal Saudiy dari Kerajaan Saudiy ke Yaman, dan orang lain di Yaman menerimanya dengan mata uang reyal Yamaniy? Semoga Alloh membalas Anda dengan kebaikan.

Jawaban dengan memohon pertolongan kepada Alloh.
Sesungguhnya pengiriman uang yang ditanyakan tersebut kenyataannya di dalamnya ada perbedaan mata uang, Antara reyal Saudiy dengan reyal Yamaniy. Maka di dalamnya ada transaksi penukaran mata uang. Dan hakikat penukaran mata uang adalah bagaikan menjual emas dengan perak. Iya hal itu boleh dengan syarat harus kontan, tanpa ada penundaan.
Dari Ubadah ibnush Shomit rodhiyallohu ‘anhu yang berkata: Rosululloh Shollallohu ‘alaihi waalihi wasallam bersabda:

«الذهب بالذهب، والفضة بالفضة، والبر بالبر، والشعير بالشعير، والتمر بالتمر، والملح بالملح، مثلا بمثل، سواء بسواء، يدا بيد، فإذا اختلفت هذه الأصناف، فبيعوا كيف شئتم، إذا كان يدا بيد».

“Transaksi emas dengan emas, perak dengan perak, burr (sejenis gandum) dengan burr, sya’ir (jenis lain lagi dari gandum) dengan sya’ir, kurma dengan kurma, garam dengan garam, itu semua harus semisal, sama ukurannya, dan harus kontan. Tapi jika jenisnya itu berbeda, maka silakan kalian berjual beli sesuka kalian, jika dari tangan ke tangan (yaitu kontan, tanpa penundaan).” (HR. Muslim (1587)). Lanjutkan membaca “Hukum Pengiriman Uang Yang Berbeda Jenisnya”

Jawaban Untuk Salafiy Sho’dah Tentang Nama Ad-Dayyan Untuk Allah

AD-DAYYAN

Ditulis Oleh Al Faqir Ilalloh:

Abu Fairuz Abdurrohman bin Sukaya Al Jawiy Al Indonesiy
Semoga Alloh membimbingnya

بسم الله الرحمن الرحيم
Pengantar Penulis

الحمد لله رب العالمين وأشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، اللهم صل وسلم على محمد وعلى آله أجمعين أما بعد

Telah datang surat pada tanggal 8 Jumadal Ula 1436 H yang secara ringkas sebagai berikut:
السلام عليكم Apakah Anda Abu Fairuz? Saya bernama …., saya adalah salafiy dari wilayah … di So’dah. Para masyayikh dan pelajar telah pergi dari kami. Maka tinggallah untuk kami pelayanan lewat surat untuk kami bisa bertanya dan meminta penerangan. Dan kami mohon pada Alloh agar menyirnakan rofidhoh yang telah menyebabkan dijauhkannya kebaikan dari kami. Dan kami mohon pada Alloh agar mengembalikan kepada kami kebaikan tadi.

Pertanyaan: apakah “Ad Dayyan” (Yang Maha Memberikan balasan) itu termasuk dari nama Alloh?

Jawaban dengan memohon pertolongan pada Alloh: iya benar, Ad Dayyan adalah termasuk dari nama Alloh ta’ala. Al Imam Al Bukhoriy rohimahulloh berkata dalam “Shohih” beliau sebelum nomor (7481): dan disebutkan dari Jabir, dari Abdulloh bin Unais yang berkata: Aku mendengar Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

يحشر الله العباد، فيناديهم بصوت يسمعه من بعد كما يسمعه من قرب: أنا الملك، أنا الديان

“Alloh akan menggiring para hamba, lalu Alloh menyeru mereka dengan suara yang didengar oleh orang yang jauh jaraknya sebagaimana didengar oleh orang yang dekat: “Aku adalah Al Malik, Aku adalah Ad Dayyan.”  Lanjutkan membaca “Jawaban Untuk Salafiy Sho’dah Tentang Nama Ad-Dayyan Untuk Allah”

TAUBAT YANG MURNI

taubat

Dari Fatwa Asy Syaikh Ibnu ‘Utsaimin
rohimahulloh ta’ala tentang tobat yang murni.

Hadits: “Orang yang bertobat dari dosa itu seperti orang yang tidak punya dosa.”

Pertanyaan: Semoga Alloh memberkahi Anda. Ada orang punya pertanyaan wahai Fadhilatusy Syaikh: apakah hadits “Orang yang bertobat dari dosa itu seperti orang yang tidak punya dosa” itu shohih?

Asy Syaikh menjawab: aku tidak mengetahui keshohihan hadits tadi dengan lafazh tersebut. Akan tetapi tiada keraguan bahwasanya orang yang bertobat dari dosa, jika tobatnya itu nashuh (murni dan benar) maka kesungguhnya dosa tadi tidak berpengaruh padanya. Bahkan bisa jadi dia bertambah iman dan amal sholih setelah tobat tadi, dan jadilah dirinya setelah tobat tadi menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Apakah engkau tidak melihat firman Alloh ta’ala:

{وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ } [الفرقان: 68]

“Dan orang –orang yang tidak menyeru sesembahan yang lain bersamaan dengan menyeru Alloh, dan mereka tidak membunuh jiwa yang Alloh haromkan kecuali dengan alasan yang benar, dan juga mereka tidak berzina.” (QS. Al Furqon: 68).   Lanjutkan membaca “TAUBAT YANG MURNI”

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑